Harga Minyak Dunia Anjlok Terbesar Satu Hari Sejak 1984
Harga Minyak Dunia Anjlok Terbesar Satu Hari Sejak 1984
Harga
minyak mentah dunia turun hampir 1% pada penurupan perdagangan Jumat
(9/11) kemarin waktu setempat, lantaran kelebihan pasokan global.
Ditambah investor mengkhawatirkan perlambatan permintaan bakal menekan
harga minyak AS ke penurunan harian terdalam sejak 1984.
Benchmark minyak berjangka telah anjlok sekitar 20% sejak mencapai puncaknya pada awal Oktober. “Sentimen pasar telah bergeser dari bullish dimana harga minyak diramalkan menuju USD100 per barel pada beberapa minggu yang lalu. Menuju sentimen investor terlemah sejak harga terendah di 2016,” ujar Michael Tran, commodity strategist di RBC Capital Markets.
Harga minyak mentah Brent berjangka turun 47 sen atau 0,7% menjadi USD70,18 per barel.
Sepanjang sesi Brent turun di bawah USD70 per barel untuk pertama kalinya sejak April. Lalu.
Sebanyak 20% dari empat tahun tertinggi yang dicapai pada bulan Oktober.
Brent merosot sekitar 3,6% untuk minggu ini dan lebih dari 15% pada kuartal III. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS jatuh selama 10 hari berturut-turut, untuk menjadi pelemahan beruntun terpanjang sejak Juli 1984, menurut data Refinitiv.
Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate turun 48 sen yang setara dengan 0,8% untuk menetap di posisi USD 60,19 per barel. Hal ini menjadi sesi terendah dalam delapan bulan di USD59,26 atau turun lebih dari 22% dibandingkan puncaknya di awa; Oktober.
Penurunan itu menempatkan minyak mentah AS di wilayah tren menurun (bearish) bila menggunakan definisi pasar saham. Kekhawatiran permintaan mengikuti perkiraan bahwa pertumbuhan ekonomi bakal lebih lambat di 2019, ketika sebagian besar akibat perang perdagangan AS-China.
Pada hari Jumat, data Cina menunjukkan inflasi produsen turun pada Oktober untuk bulan keempat berturut-turut pada permintaan domestik dan aktivitas manufaktur. Laporan itu mengirim saham global menjadi kacau.
Harga minyak dunia sempat mencapai puncanknya pada awal Oktober, saat sanksi AS terhadap Iran mulai berlaku pada minggu ini dan diyakini akan menguras persediaan minyak mentah global dan membawa kekurangan di beberapa wilayah.
Tetapi produsen besar lainnya memiliki lebih dari kompensasi untuk mencegah kehilangan barel dari Iran. Amerika Seriakt, Rusia, dan Arab Saudi memompa atau mendekati rekor tertinggi, memproduksi lebih dari 33 juta barel per harinya (bpd). sepertiga dari minyak dunia.
Perusahaan energi AS menambahkan rig minyak untuk minggu keempat dalam lima tahun terakhir, sehingga jumlah total menjadi 886, tertinggi sejak Maret 2015, seperti ditunjukkan data pada hari Jumat. Hal ini agar sanksi AS terhadap Iran tidak mengurangi pasokan sebanyak yang diprediksi.
Benchmark minyak berjangka telah anjlok sekitar 20% sejak mencapai puncaknya pada awal Oktober. “Sentimen pasar telah bergeser dari bullish dimana harga minyak diramalkan menuju USD100 per barel pada beberapa minggu yang lalu. Menuju sentimen investor terlemah sejak harga terendah di 2016,” ujar Michael Tran, commodity strategist di RBC Capital Markets.
Harga minyak mentah Brent berjangka turun 47 sen atau 0,7% menjadi USD70,18 per barel.
Sepanjang sesi Brent turun di bawah USD70 per barel untuk pertama kalinya sejak April. Lalu.
Sebanyak 20% dari empat tahun tertinggi yang dicapai pada bulan Oktober.
Brent merosot sekitar 3,6% untuk minggu ini dan lebih dari 15% pada kuartal III. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS jatuh selama 10 hari berturut-turut, untuk menjadi pelemahan beruntun terpanjang sejak Juli 1984, menurut data Refinitiv.
Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate turun 48 sen yang setara dengan 0,8% untuk menetap di posisi USD 60,19 per barel. Hal ini menjadi sesi terendah dalam delapan bulan di USD59,26 atau turun lebih dari 22% dibandingkan puncaknya di awa; Oktober.
Penurunan itu menempatkan minyak mentah AS di wilayah tren menurun (bearish) bila menggunakan definisi pasar saham. Kekhawatiran permintaan mengikuti perkiraan bahwa pertumbuhan ekonomi bakal lebih lambat di 2019, ketika sebagian besar akibat perang perdagangan AS-China.
Pada hari Jumat, data Cina menunjukkan inflasi produsen turun pada Oktober untuk bulan keempat berturut-turut pada permintaan domestik dan aktivitas manufaktur. Laporan itu mengirim saham global menjadi kacau.
Harga minyak dunia sempat mencapai puncanknya pada awal Oktober, saat sanksi AS terhadap Iran mulai berlaku pada minggu ini dan diyakini akan menguras persediaan minyak mentah global dan membawa kekurangan di beberapa wilayah.
Tetapi produsen besar lainnya memiliki lebih dari kompensasi untuk mencegah kehilangan barel dari Iran. Amerika Seriakt, Rusia, dan Arab Saudi memompa atau mendekati rekor tertinggi, memproduksi lebih dari 33 juta barel per harinya (bpd). sepertiga dari minyak dunia.
Perusahaan energi AS menambahkan rig minyak untuk minggu keempat dalam lima tahun terakhir, sehingga jumlah total menjadi 886, tertinggi sejak Maret 2015, seperti ditunjukkan data pada hari Jumat. Hal ini agar sanksi AS terhadap Iran tidak mengurangi pasokan sebanyak yang diprediksi.
Comments
Post a Comment